Lindung Nilai Investasi Bersih
Dalam Operasi Luar Negeri
Kerugian
translasi juga muncul jika anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi
kewajiban terbuka bersih dan nilai mata uang asingnya meningkat terhadap mata
uang induk. Satu cara untuk menurangi kerugian semacam ini adalah dengan
membeli kontrak berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan
transaksi yang dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka,
berarti menggunakan keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak berjangka untuk mengimbangi tranlasi.
Sebagai contoh, misalkan suatu perusahaan afiliasi luar
negeri di Jepang yang mengguraikan tahun kalender AS memiliki posisi kewajiban
terpapar bersih sebesar ¥135.000.000
pada tanggal 30 September. Mata uang fungsionalnya adalah dolar. Untuk
meminimalkan kerugian translasi yang disebabkan oleh apresiasi yen yang tidak
terduga, induk perusahaan AS membeli kontrak berjangka untuk menerima ¥135.000.000
dalam waktu 90 hari dengan kurs berjangka sebesar $0.008570. Kurs pada akhir
tahun sebagai berikut:
Kurs spot 30 September $0.008505
Kurs berjangka 90 hari
pada 30 September $0.008570
Kurs spot 31 Desember $0.008640
Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing
lainnya, yang dibahas mirip dengan perlakuan untuk kontrak berjangka. Perlakuan
akuntansi yang dibahas berdasarkan pada sifat aktivitas lindung nilai yaitu
apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan
terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Sebagai
contoh, pengukuran keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi
akan bergantung pada apakah opsi tersebut diperdagangkan pada suatu bursa efek
utama atau diluar bursa utama. Penilaian opsi dapat dengan mudah dilakukan jika
opsi dicatat pada bursa efek utama. Penilaian akan lebih sulit jika opsi
diperdagangkan melalu perantara. Model penentuan harga opsi yang disebut model Black-Scholes dapat digunakan untuk
menentukan nilai opsi pada suatu waktu.
Pengungkapan
Sebelum
dikeluarkannya standar seperti FAS 133 dan IAS 39, Pengungkapan perusahaan tidak diberitahu
kepada pembaca sudah sejauh mana menajemen menggunakan kontrak derivatif. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133
dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu
antara lain:
– Tujuan dan strategi
manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.
– Deskripsi pos – pos
yang dilindung nilai.
– Identifikasi risiko
pasar dari pos – pos yang dilindung nilai.
– Deskripsi mengenai
instrumen lindung nilai.
– Jumlah yang tidak
dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.
– Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif
untuk meminimalkan risiko pasar.
– Penilai berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh
derivatif yang digunakan selama periode berjalan.
Berikut ini kutipan dari Diskusi dan Analisis
Manajemen Coca-Cola.
· Manajemen Risiko Keuangan
Perusahaan
kami menggunakan instrumen keuangan derivatif terutama untuk mengurangi potensi
risiko kami terhadap fluktuasi dalam tingkat suku bunga dan kurs valuta asing
yang merugikan dan dalam beberapa hal fluktuasi harga komoditas yang merugikan
risiko pasar lainnya.
· Mata Uang Asing
Kami
mengelola potensi risiko mata uang asing yang dihadapi pada tingkat
konsolidasi, guna mengimbangi beberapa potensi risiko dan mengambil keuntungan.
Perusahaan kami melakukan kontrak berjangka dan collar nilai tukar dan membeli opso mata uang (Euro, Yen) untuk
melakukan lindung nilai dalam mata uang asing yang mendominasi. Perusahaan
melakukan kontrak berjangka sebagai lindung nilai investasi bersih dalam
operasi.
· Nilai Atas Risiko (Value at Risk)
Perusahaan
kami mengawasi potensi pasar uang yang dihadapi dengan menggunakan beberapa
sistem pengukuran yang objektif. Perhitungan nilai atas risiko menggunakan
model simulasi historis untuk mengestimasikan kerugian potensial masa
depandalam nilai wajar instrumen derivatif dan keuangan lainnya yg timbul
akibat pergerakan mata uang asing yang merugikan.
· Transaksi Lindung Nilai dan Instrumen
Keuangan Derivatif
Perusahaan
kami menggunakan instrumen keuangan derivatif terutama untuk mengurangi potensi
risiko terhadap fluktuasi tingkat suku bunga kurs valuta asingyang merugikan.
Perusahaan secara formal menentukan dan mendokumentasikan instrumen keuangan
sebagai lindung nilai terhadap potensi risiko tertentu serta tujuan manajemen
risiko dan strategi untuk melakukan transaksi lindung nilai.
· Manajemen Mata Uang Asing
Tujuan
aktivitas lindung nilai mata uang asing kami adalah untuk mengurangi risiko
bahwa arus kas bersih akhir kami dalam dollar AS yang berasal dari penjualan di
luar Amerika Serikat dipengaruhi secara negatif oleh perubahan kurs. Perusahaan
melakukan kontrak berjangka dengan membeli mata uang euro dan yen untuk
melindungi nilai beberapa bagian dari perkiraan arus kas dalam denominasi mata
uang asing.
· Sistem Pelaporan
Sistem
pelaporan risiko keungan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan
internal dan eksternal. Kegiatan manajemen risiko harus memiliki orientasi
kedepan. Namun, pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran
potensi risiko dan akun-akun keuangan untuk keperluan pelaporan eksternal. Pendekatan
tim merupakan cara yang paling efektif dalam merumuskan tujuan risiko keuangan,
standar kinerja, serta sistem pengawasan dan pelaporan.Manajemen risiko
keuangan merupakan contoh utama dimana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat
berkaitan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar