Jawaban
Di suatu hari, Didi dan ibu nya
berada di sebuah rumah sakit yang terletak di kota tempat ia tinggal, pada saat
itu Didi dan ibu nya sedang menunggu giliran untuk memerikasakan kondisi
kesehatan didi yang mulai membaik, dan saat itu lewatlah sebuah kasur dorong
yang berada di rumah sakit tersebut dengan seorang yang sudah tergeletak di
atas nya dan di tutupi dengan selembar kain putih, tampak juga orang yang
mengiringi dengan wajah haru dan isak tangis yang amat dalam , saat itu salah
seorang dari mereka menelfon kerabat nya untuk memberitahukan telah meninggal
nya saudara mereka.
Pada saat itu Ibu Didi segera
mengucapkan lafas inalilahi wainaillahi rojiun dan di ikuti oleh Didi
dengan terbata bata, ia mengatakan lafas itu dengan terbata bata maklum
karna ia masih ber umur 6 tahun, setelah kasur dorong tersebut lewat Didi
segera bertanya pada Ibu nya,
Didi : Ma, apakah meninggal itu?”
Mama : meninggal ialah pergi nya
seseorang dari kehidupan di dunia, ia akan meninggalkan semua urusan dan
orang-orang yang ada di dunia ini, dan ia akan melanjutkan urusan nya di
akhirat yang akan di atur oleh Allah”
Didi: apa itu sama dengan mati?”
Mama:ia nak, hanya kata mati ber
arti kata yang lebih luas, begitu”
Didi: apa suatu saat aku dan Mama
juga akan mati?”
Mama:(tersenyum mendengar kata
kata anak nya yang polos) tentu nak , semua orang akan mati, karna tak ada yang
kekal di dunia ini”
Didi: bila Didi mati dan Mama
juga mati apakah kita bisa bertemu?”
Mama: tentu nak, apabila kamu
selalu bersikap baik, InsyaAllah kita akan bertemu di surga”
Didi pun tersenyum memandang ibu
nya, ibu pun mengelus kepala Didi dengan kasih sayang, dalam hati ia bersyukur
karna mempunyai anak sebaik dan sepintar Didi, dalam lamunan itu tiba tiba ibu
Didi terkejut mendengar suara seorang suster memanggil no urutan 4, yaitu
urutan no Didi, segera saja ibu dan Didi masuk ke ruang dokter, Didi anak yang
pintar , iya tidak pernah menagis bila di bawa ke rumah sakit, ia tidak takut
bila terkadang harus di suntik, karna ia sudah biasa dengan kondisi ini , Didi
mengidap penyakit leukimia yaitu kanker darah , sejak berusia 4 tahun ia
di fonis dokter mengidap penyakit leukimia, walaupn penyakit nya itu
tergolong sangat ganas tapi Didi tidak terlalu mengetahui nya, ia juga pernah
bertanya kepada ibu nya tentang penyakit nya ini sewakru ia berumur 5
tahun..
Didi: Ma, apakah semua anak
mengalami hal yang sama sepertiku?”
Mama : (ibu hanya mengangguk
dengan sedih)
Didi: berarti Mama dan Papa
pernah mengalami hal yang sama sepertiku?
Mama: (kembali mengangguk, dan
meneteskan air mata)”
Didi: mengapa Mama menangis?
Suatu saat pasti aku akan sembuh seperti papa dan mama, tumbuh besar dan
mempunyai keluarga yang bahagia sama seperti keluarga kita”
Mama:mMama menangis karna Mama
bangga dengan Didi, Didi pasti bisa, asal Didi rajin minum obat dan selalu
teratur terapi pasti Didi bisa sembuh, iya nak”
Didi: iya ma,J”
Itulah pertanyaan polos dari
seorang anak yang masih duduk di kelas 1 SD,
Setelah memeriksa ke adaan Didi,
ibu pun agak bernafas lega, mereka ber dua akhir nya pulang kerumah.
Pukul 07:00 malam Ayah Didi pun
pulang dari kantor, segera saja ia menemui anak semata wayang nya yang sedang
asyik bermain mobil mobilan yang baru di beli 2 hari yang lalu.
Papa: Assalamualikum Didi’’
Didi: waalaikum salam, Papa sudah
pulang, (segera memeluk ayah sambil memegang mobil mobilan nya)
Papa: Didi tadi udah cek up kan
?”
Didi: udah Pa, ‘’
Papa: wah anak Papa pintar
ya sekarang, sebagai hadiah malam ini kita jalan jalan yuk’’?
Didi: horeeeeee, jalan jalan lagi J
Ayah, Ibu ,dan Didi pun pergi ke
mall yang tidak cukup jauh dari rumah nya, semua permainan anak anak yang ada
di arena permainanan pun mulai di coba oleh Didi, setelah itu mereka
menemani Ibu berbelanja untuk keperluan sehari hari, setelah itu barulah mereka
makan malam di sebuah restoran keluarga yang terletak di food court mall itu,
semua kehangatan di malam itu membuat mereka larut dalam kebahagiaan sungguh
sangat bahagia melihat mereka dalam suka cita , tak ada yang bisa membayangkan
bahwa di balik senyum ayah dan ibu tersimpan rasa sakit yang tertuju pada anak
nya, pukul 09:00 mereka pun pulang , di dalam mobil, Didi langsung
tertidur di kursi tengah, mungkin karna ia terlalu lelah.
Dalam keheningan ayah pun mulai
berbicara,
+” ma , bagaimana perkembangan
kesehatan Didi?”
-“sudah agak membaik mas,,,
,mas aku ga rela bila Didi harus
terus terusan menderita penyakit ini, aku takut kehilangan dia mas, kasihan
dia,”
+’’ mas tau, mas juga sayang sama
banget sama Didi, mas gak bakal biarin Didi kenapa napa, mas janji, mas bakal
lakuin apa aja asalkan dia bisa sembuh, kita harus kuat ma, kita harus
yakin kalau Didi bisa hadapi ini semua”
-“ iya mas, aku bakal tetap nge
support Didi, aku gak bakal biarin dia tersiksa dengan penyakit nya ini”
+’’iya ma, makasih ya..
3 hari berlalu, Hari ini Didi
harus cek up lagi ke dokter, Ayah dan Ibu pun sudah menjemput nya di sekolah,
sampai di Rumah sakit mereka pun segera mengantri dan berkonsultasi pada
dokter, alangkah terkejut nya Ayah dan Ibu Didi setelah mendengar kabar baik
dari dokter, dokter mengatakan bahwa Didi hampir sembuh, namun dengan syarat ia
harus menjalani operasi di Singapore secepat nya, saat itu juga Ayah
segera memesan tiket pesawat menuju ke singapore untuk besok pagi, malam pun di
sibukan dengan packing, Ayah berencana apabila operasi berjalan lancar mereka
akan berlibur sejenak di pulau itu, Didi yang tidak tahu apa apa hanya tahu
bahwa besok mereka akan pergi liburan ke negara bermaskot merlion itu.
Pagi pun menjelang, setelah
Ayah, Ibu dan Didi melaksanakan sholat subuh mereka pun berpencar, Ayah sibuk
mengecek persiapan yang akan di bawa, Ibu menyiapkan sarapan , Dan Didi yang
duduk manis sambil menyaksikan cartoon kesayangan nya Spongebob squerpants,
setengah jam berlalu mereka pun berkumpul di meja makan, sarapan
pagi yang nikmat pun di santap dalam keheningan pagi yang masih agak gelap,
setelah sarapan Ibu segera mandi, setelah itu Barulah Ayah dan Didi mandi,
pukul 07:00 pun menjelang, semua telah siap siap untuk berangkat, taksi
pun segera di pesan karna tak ada yang mengantar, setengah jam berlalu
untuk sampai di bandara karna kemacetan yang cukup padat menghalangi
aktifitas di Ibu kota, pukul 08:00 pesawat yang akan mereka tumpangi akan
segera take off, masih tersisa setengah jam untuk pengecekan identitas mereka ,
pukul 08:00 pun tiba, Ayah, Ibu dan Didi pun sudah berada di pesawat, mereka
bertiga sangat menikmati perjalanan, walaupun hanya sebentar setelah itu mereka
tertidur pulas, dalam beberapa jam pesawat pun telah lending di changi airport
international singapore, Mereka lalu chek in di sebuah hotel di singapore,
setelah itu langsung menuju ke rumah sakit terbaik di sana, Didi pun Di
daftarkan, setelah itu mereka pulang untuk istirahat dan mempersiapkan
keperluan untuk operasi Didi besok.
Pagi telah datang , hari
ini Didi akan melakukan operasi pada pukul 10, mereka pun berangkat pada
pukul 08:00, persiapan pun dilakukan di rumah sakit, semua mulai di siapkan,
kondisi kesehatan Didi juga harus di siapkan agar tidak terjadi sesuatu
yang buruk, 2 jam Didi terbaring di kasur rumah sakit, pukul 10 kini telah
menjelang, Didi mulai di bawa menuju ke Ruang oprasi, Ibu dan ayah selalu
berdoa demi kelancaran oprasi Didi, saat memasuki ruang oprasi Didi mulai di
bius agar ia tidak dapat merasakan apa apa.
Detik demi detik berlalu, amat
terasa lama nya waktu berjalan , saat itu pukul 12 telah datang, namun oprasi
belum juga selesai di lakukan, waktu zuhur juga telah datang, Ayah
pun mengajak Ibu untuk melaksanakan sholat zhuhur dahulu sambil mendoa kan yang
terbaik untuk Didi, mereka pun berlalu untuk melaksanakan sholat Zuhur.
Setelah selesai sholat dan
mendoakan Didi ayah dan Ibu segera menuju ruang oprasi, dan ternyata oprasi
telah selesai di lakukan, namun Ayah dan Ibu masih belum di izinkan untuk menemui
Didi.
+” maaf pak, pasien belum boleh
bertemu siapa siapa karna kondisi nya yang belum pulih sempurna, dan di
takutkan ia terkontaminasi dengan virus virus karna sisitim imun nya yang masih
amat rentan”
“- jadi kapan kami bisa melihat
nya dokter? “
+” sekitar 2 jam lagi, tenang
saja pak ,buk oprasi telah berjalan dengan lancar , sekarang anak bapak
dan ibu telah sembuh total dari penyakit nya”
-“(serempak mengucapkan lafas
Alhamdullilah)”
Karna masih harus menunggu 2jam,
Ayah dan Ibu kembali ke hotel untuk mempersiapkan kepulangan Didi dan makan
siang di sana, setelah makan siang mereka kembali ke rumah sakit,
sekarang Didi sudah boleh di besuk (kata dokter) , ayah dan Ibu langsung
saja masuk ke kamar Didi, Didi saat itu terbaring lemas, segera ayah dan Ibu
memelik Didi.
+”apakah sekarang Didi telah
sembuh?”
-“ iya nak, “
+” apa itu artinya kita akan
jalan jalan lagi?”
-“tentu nak, tapi besok , bukan
hari ini, karna kamu masih harus menginap di sini selama satu hari”
+”baiklah pa, ma”
7 Tahun berlalu, didi kini
sudah mulai menginjak masa remaja, umurnya kini telah 13 tahun , saat itu ia
sudah seperti anak normal lain nya , sejak oprasi 7 tahun yang lalu, Didi
tidak pernah lagi mengkonsumsi obat ataupun berulang ulang ke rumah sakit,
namun pada suatu hari ketika ia sedang ber olahraga di sekolah , tiba tiba ia
menjadi sangat lemas , kepala nya amat terasa sakit, dan saat itu darah segar
keluar dari hidung nya.
“Aku mimisan lagi? Ini sering
terjadi sewaktu aku kecil dulu, mengapa kini terjadi lagi?(bicara sendiri dalam
kebingungan)”
Didi pun memutuskan untuk ke
rumah sakit sepulang sekolah nanti, bell sekolah telah berbunyi, Didi tidak di
jemput hari ini karna, ia mengatakan bahwa ia akan belajar tambahan di rumah
teman nya.
Didi kini telah sampai di lobby
rumah sakit terdekat, lalu ia bertanya kepada resepsionist kemana ia harus
memeriksakan kesehatan, suster pun lalu membimbing nya menuju ruang dokter,
sampai di rung dokter Didi langsung di periksa.
-“apakah dulu kamu pernah
mengidap penyakit leukimia ?”
“+leukimia ? apa itu dokter?
-“leukimia adalah kanker
darah, ia menyebabkan kepala amat sakit, sering mimisan dan cepat lelah”
+”(berkata dalam hati, “itu yang
aku alami sewaktu kecil, apakah itu maksud nya?, mengapa papa dan mama dulu
mengatakan ini hanya penyakit biasa? Apa mereka tidak ingin aku takut?, ya
Tuhan , sekarang aku telah mengerti)”
-“nak?”
+”oh maaf dok, iya aku dulu
pernah mengalami penyakit ini, namun telah lama sembuh”
-“ nak, kanker memang kadang bisa
sembuh, tetapi ia sewaktu waktu bisa kembali lagi,,. oh ya apakah kamu pergi
kesini bersama orang tua mu?”
Pada saat itu juga Didi
terdiam mendengar pernyataan dari dokter yang menangani nya, ia juga ragu
apakah harus memberitahukan ini semua pada orang tua nya atau tidak, yang jelas
saat ini ia sedang mengalami masa yang amat berat.
-“ dik, apakah kamu pergi bersama
orang tua mu?”
+” oh , maaf dok, saya kesini
sendirian dok”
-“aduh, gimana ya? Orang tua mu
harus tau ini semua, karna ini penyakit yang amat serius”
Didi berfikir , ia tidak ingin ke
dua orang tua nya mengetahui ini semua, karna jujur saja, sewaktu ia
kecil ia sering melihat Ayah dan Ibu nya bersedih melihat ia pada saat sedang
tidur, kini ia telah mengetahui semua nya, dan iya tidak ingin melihat orang
tua nya kembali bersedih untuk yang ke dua kali nya .
+” dokter, bagaimana kalau dokter
titipkan saja surat untuk orang tua saya, nanti saya akan berikan sepulang dari
sini”
-“ sebenar nya saya dari tadi
sudah memikirkan itu, tapi apakah kamu benar akan memberikan nya
kepada orang tua mu?”
+” tentu dok, saya akan
memberikan nya”
-“ baiklah, saya akan
menyuruh staff untuk membuat nya, oh ya, karna kamu sangat lama berkonsultasi
kepada saya , maka kamu di kenakan biaya tambahan,”
+” loh tadi kan saya udah bayar
dok sama suster nya di luar, uang saya juga Cuma tinggal 20ribu,”
-“masa anak kaya kamu Cuma bawa
uang segitu, masih kurang 15 ribu lagi, coba saya liat dompet kamu, (mencari
nomor telfon rumah), oh baiklah, karna kamu masih pelajar, jadi kamu gratis”
+” aneh banget dok, tapi ya
sudahlah, saya mau pulang dulu, makasih ya pak dokter,”
Setelah itu Didi segera bergegas
pulang, ia takut orang tua nya akan curiga pada nya jika pulang terlalu senja,
dalam perjalanan pulang ia terus berfikir apakah ia akan memberi tahukan kepada
orang tua nya, sementara ia takut sekali kejadian seperti dulu akan
membuat ayah dan ibu nya kembali suram
(Berkata dalam hati)
“”ini adalah penyakitku, maka aku
lah yang harus melawan nya sendiri, bukan malah memberikan kabar buruk ini pada
orang tua ku, dan membuat semua ini menjadi lebih buruk, ya, inilah jalan yang
benar, bila aku berakhir karna penyakit ini, maka aku ikhlas karna bagiku Allah
telah memberikan yang terbaik pada ku dan mungkin sampai di situlah akhir
perjalanan hidupku, namun aku akan terus berusaha melawan penyakit ini,
walau aku sendirian, ya, aku pasti bisa!””
Hari hari berlalu, semakin hari
kesehatan Didi semakin drop, namun ia selalu menyembunyikan itu semua
dari orang tua nya, sampai suatu hari pada saat sekolah Didi pingsan,
segera saja ia di bawa ke rumah sakit tempat ia pernah berkonsultasi, pada saat
itu dokter yang pernah menangani Didi segera menelfon no rumah orang tua Didi
yang pernah di catat oleh dokter sewaktu melihat dompet Didi.
Satu jam kemudian Didi mulai
tersadar, ia mulai melihat di sekeliling nya, ia tahu sekarang ia sedang berada
di mana, ia juga melihat ayah dan ibu nya yang sedang tertidur karna kelelahan
menjaga nya, saat itu Didi sedang menggunakan alat bantu pernafasan, ia juga di
infus, saat itu Didi hanya termenung sambil memikirkan apakah yang terjadi
barusan pada nya, ia melirik arloji nya yang menunjukan pukul 3 sore, ia juga
berfikir apakah ke dua orang nya kini telah mengetahui tentang penyakit nya
kini, itulah yang terus terusan di fikirkan Didi hingga kondisi nya
menjadi drop lagi dan kembali tertidur, hanya terasa sebentar namun pada saat
Didi tertidur ia merasakan sebuah tusukan yang cukup pedih di tangan kanan nya
yang membuat ia terbangun, saat Didi sadar ternyata seorang dokter sedang
menyuntikan sebuah obat kepada nya, ia juga melihat Ayah dan ibu nya yang dari
tadi sibuk memandangi nya, saat ia melihat jam Dinding ternyata sudah
menunjukan pukul 7:32 malam, ternyata ia telah tertidur selama 4 jam
lebih, setelah dokter selesai dengan tugas nya dokter pun segera keluar, dan
alat bantu pernafasan Didi juga telah di lepas karna tekanan pernafasan nya
sudah kembali normal, saat itu Ayah memulai pembicaraan.
Papa: (dengan nada agak
meninggi) Papa telah mengetahui semua nya Didi, dokter Bagus yang
menceritakan semua nya pada Papa, kenapa kamu menyembunyikan semua ini? , apa
kamu tidak sayang kepada Papa Dan Mama?
Didi: maafin Didi pa, ma.
Mama: Didi , mama kecewa dengan
kamu, ini masalah serius kenapa kamu tidak memberi tahu papa dean mama jauh
hari, lihat kondisi kamu sekarang, semakin memburuk Didi.
Didi: Ma Didi tau, tapi Didi gak
mau nyusahin papa dan mama lagi!
Papa: apa maksud kamu menyusahkan
kami, kami adalah orang tua mu, tidak ada posisi yang di susahkan saat ini,
coba kamu lihat mama kamu sekarang, apa kamu ga kasian?
Didi: pa, ma cukup ! apa kalian
fikir Didi selama ini ga tau apa yang Mama dan Papa sembbunyiin dari Didi? Didi
capek pa , ma , Didi tau kalo selama ini Didi udah mengidap penyakit mematikan
ini, selama ini papa mama gak pernah ceritain ini juga kan sama Didi !
Mama: kamu itu masih kecil Didi,
Kami ngga mau kamu tau masalah penyakit ini karna kamu pasti bisa
tambah Drop!
Didi: Ma, Didi sekarang Sudah 13
tahun, apakah itu masih terlalu kecil? Didi Sekarang udah tau mana yang
salah dan benar, Didi kecewa ma, Didi sedih kalo ingat kalo papa dan mama
sering liatin Didi tidur sambil nangis, Didi ngerasa bersalah banget sama
Papa dan Mama , Didi shok setelah tau itu semua dari orang lain, dan bukan dari
papa atau mama, sekarang Didi benar benar hancur pa ma..
Mama: (memeluk Didi sambil
menagis) maafin Papa dan Mama nak, tapi percayalah kami ber dua hanya
ingin yang terbaik untuk kamu.
Didi: iya ma, maafin Didi , Didi
tau, Didi juga gak maksud buat ngebentak dan Marah ke Papa dan mama, maafin
Didi.
Pada saat itu mereka bertiga
saling berpelukan.
Papa: (Tertawa) Sudah sudah, Ma
jangan nagis lagi, liat tu Didi, dia yang sakit tapi justru dia yang
tegar, ayo donk ma, kasih semangat buat Didi , karna Papa yakin pasti dia bakal
lepas dari penyakit ini.
Mendengar ucapan dari Ayah nya,
Didi pun mulai tertawa, ia memebenarkan apa yang di katakan oleh papa nya
barusan tadi pada nya, saat melihat Didi tertawa lepas maka Ibu nya pun
tersenyum dan berharap suatu keajaiban akan terjadi pada putra nya.
Didi: ma? Ingat ngga waktu kecil
Didi pernah nanyain maslah kematian ke Mama? Pertanyaan yang konyol ya ma? Tapi
karna pertanyaan itu Didi selalu menanamkan sikap yang baik agar Didi bisa
masuk surga, Didi juga yakin , Papa dan Mama juga akan masuk surga, hingga
akhirnya kita akan bertemu lagi, karna papa dan mama selalu mengajarkan hal
yang baik pada Didi, Didi di ajari Sholat 5 waktu, Mengaji, puasa dan sadakoh,
Didi benar benar sayang pada kalian , dan Didi selalu berdoa supaya Allah
menyayangi kalian seperti kalian menyayangi Didi.
Mama: (meneteskan air mata) ianak
, mama bangga sama Didi, Mama dan papa juga sangat menyayangi Didi dan selalu
mendoakan Didi setiap kami sholat, Mama dan Papa akan selalu ngedukung Didi,
ingat Itu Didi.
Didi: makasih ya Ma, pa maaf ya,
mungkin kali ini Didi bakal nagis karna Didi mulai ingat kenangan kita bersama
sewaktu Didi kecil hingga sekarang , bolehkan pa? Oh ya , kalau Didi udah
keluar Dari rumah sakit ini , Didi mau kita jalan jalan lagi ya pa, kita
makan, nonton , main dan ngelakuin apa aja oke.
Papa : (hanya menangis dan
mengangguk) maafin papa Di, papa jadi ikutan nagis ni, oke Papa janji akan
menuhi permintaan kamu asalkan kamu bisa sembuh! (Menggenggam tangan Mama dan
Didi dengan penuh ke yakinan)
Tiba tiba seorang suster masuk ke
kamar Didi.
Suster : maaf pak, buk, ada yang
ingin dokter bicarakan pada kalian ber dua di ruangan nya.
Papa & Mama: ( memandang
Didi)
Didi : temui dokter nya Pa, Ma,
Didi mau istirahat dan tidur dulu.
Papa: baiklah Didi, kami akan
segera kembali ( mencium dahi Didi dan di ikuti oleh Mama, setelah itu berjalan
menuju Pintu keluar)
Didi: Papa, Mama, segera temui
Didi ya, oh ya, nanti bila Didi udah tidur kalian cium dan peluk Didi lagi ya,, J
Mama: ( kembali menuju kasur Didi
dan mencim nya) iya sayang, Mama pergi dulu ya..
Didi : iya ma.. J
Pada saat itu Ayah dan Ibu Didi
segera menuju ke ruangan Dokter Bagus, karna mereka tak ingin Didi terlalu lama
menunggu nya, setelah sampai dokter Bagus mengatakan kabar buruk, bahwa
kemungkinan Didi untuk sembuh hanya tinggal 15% , karna ia sudah terlalu lama
mengidap penyakit ini, dan tak segera di tangani, pada saat itu terjadi
percakapan hebat antara Dokter Bagus dan orang tua Didi, mereka mengatakan akan
melakukan apa pun asalkan Didi bisa sembuh, namun Dokter bagus tidak berani
menjanjikan apa pun, dan hanya mengharapkan mukjizat dari tuhan, bahkan ia
tidak tau sampai kapan Didi akan bertahan, namun dia berjani akan berusa sekuat
mungkin untuk membantu menyembuhkan Didi. Setelah percakapan selesai, Ayah dan
Ibu Didi Segera kembali menuju kamar Didi.
Papa: Assalamualaikum
Didi?......................, apakah jagoan Papa sudah Tidur?
Pada saat itu Ayah dan Ibu Didi
segera menghampiri Didi, mereka berdu serentak mencium pipi Didi dan memeluk
Didi, pada saat memeluk Ayah Didi mulai menagis, ia merasakan ada yang aneh
pada anak nya, tubuh Didi yang Dingin, badan nya yang kaku, membuat ayah Didi
semakin cemas, pada saat itu Ayah Didi segera memandang istri nya dengan wajah
yang tidak percaya, saat itu Ibu Didi membalas melihat wajah suami nya, Sebenar
nya ia juga merasakan hal yang sama, namun ia lebih memilih untuk tidak
mempercayai insting ia dan suami nya.
Mama: apa maksud mu Mas
melihat ku dengan wajah seperti itu, mengapa kamu mengis, kamu tadi yang bilang
bahwa tak ada yang boleh menangis iyakan? Iyakan mas !!
Papa: (memegang pergelangan
tangan Didi) dia sudah pergi( menagis )
Mama: (menangis) ngga mungkin
mas, NGGA MUNGKIN !!?
Papa: merangkul istri nya dengan
kasih sayang yang amat dalam dengan penuh kesedihan, Didi sudah kembali
sekarang kita harus ikhlas, dia akan baik baik saja..
Pada saat itu suasana kamar Didi
hanya terdengar suara tangisan sendu, dokter dan suster masuk ke kamar Didi dan
kembali memeriksakan ke adaan nya, saat itu Ibu Didi hanya bisa menangis saat
melihat tubuh anak yang ia rawat dari kecil kini telah terbalur kain putih
seluruh nya.
Pada saat itu Ayah Dan Ibu mulai
mengerti maksud dari kata kata terakhir yang di sampaikan oleh Didi, ia akan
tidur dan ber istirahat untuk selama lama nya, Didi juga berpesan kepada orang
tua nya, agar cepat kembali menemui nya dengan maksud bertemu di tempat
lain yaitu surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar